L.I.V.E.R

Posted by TUMINI 2kang JAMOE on 14.28


Liver adalah istilah kedokteran untuk Hati.
Jadi sakit liver berarti juga sakit hati. Tentu saja penyebab sakit liver itu bermacam macam, bisa dikarenakan virus, bisa di karenakan keracunan dan hal ini akan mengakibatkan peradangan. Peradangan yang terjadi pada hati disebut dengan Hepatitis. Apapun jenis peradangannya istilahnya tetap sama yaitu Hepatitis.
Hati memiliki fungsi utama yaitu sebagai Filter Darah. Darah yang beredar di tubuh kita akan dibersihkan dan disaring dari bahan-bahan beracun yang masuk ke tubuh melalui makanan atau pernafasan.
Fungsi Utama hati pada orang dewasa adalah :
  • Menimpan berbagai bentuk glukosa, vit B12, dan zat besi
  • Penyediaan tenaga (zat gula) dan protein
  • Pengeluaran hormon-hormon dan insulin.
  • Pembentukan dan pengeluaran Lemak dan Kolesterol
  • Penyaring dan pembuang bahan bahan beracun di dalam darah mealalui proses pembongkaran hemoglobin.
  • Merubah amonia menjadi urea
Jadi penting lah kiranya, kita membantu memperingan kerja hati kita, baik dengan cara mengatur asupan makanan, maupun dengan cara berolahraga.


Banyak penderita sakit liver yang tidak menyadari bahwa livernya sedang sakit. Untuk yakin, mereka menunggu pengesahan dari lab dan dokter yang menyatakan bahwa liver nya sakit.
Sebenarnya sakit liver bisa dideteksi lebih awal. Liver yang tugasnya menyiapkan makanan siap pakai untuk sel-sel tubuh, dan mendaur ulang sisa proses dari sel-sel tubuh ini apabila tidak bekerja maksimal, bisa segera diketahui dengan gejala yang muncul.
1. Badan lelah sebelum waktunya.
Normalnya orang bekerja akan mulai lelah setelah pk 15.00-16.00. Apabila jam 11 siang atau jam 2 siang sudah lelah, apalagi lelah berlebihan, bisa diartikan liver anda sudah tidak mampu bekerja maksimal. Ibarat sebuah pabrik dengan seribu karyawan, yang bekerja baik mungkin hanya 700 karyawan. Prosesnya sebagai berikut;
Saat anda bekerja mulai pagi, dalam waktu yang hampir bersamaan, diproduksi pula sisa pembakaran dari proses yang ada. Produk sisa ini, melalui darah dibawa ke liver untuk di daur ulang. Zat yang masih bisa dimanfaatkan diproses dan disempurnakan kembali. Zat yang sudah tidak bisa dimanfaatkan lagi di kirim ke ginjal untuk dibuang melalui urin.
Liver sehat akan mampu melakukan proses ini hingga sore hari. Liver yang sel-sel nya tidak bekerja maksimal mungkin hanya mampu bekerja hingga jam 11 atau jam 2 siang tergantung sebera banyak sel yang masih bisa bekerja.
Makin banyak sel yang bisa bekerja maksimal, makin prima kondisi seseorang.
2. Bangun pagi tidak fresh.
Setelah tidur semalam, kurang lebih 6 jam, liver seharusnya sudah mendapatkan waktu yang cukup panjang untuk memproses hasil sisa sepanjang hari. Bila pagi hari anda bangun tidak dalam kondisi segar, berarti liver anda tidak bekerja dengan baik.
3. Setelah berhubungan seks, kehabisan stamina berkepanjangan.
Adalah wajar ketika selesai melakukan hubungan seks anda kelelahan. Yang tidak wajar bila setelah istirahat 1-2 jam anda tidak segera pulih untuk melakukan aktifitas lain.
4. Mudah masuk angin.
Mudah masuk angin juga salah satu indikasi bahwa liver anda sedang tidak sehat. Gangguan ini bila tidak ditanggapi dan disembuhkan, dapat menjadi sakit liver yang berat.

SGOT -SGPT SERING BIKIN KECELE

Dalam dunia kesehatan SGOT-SGPT bukanlah istilah baru. Meski begitu masih banyak orang kecele dengan angka-angka yang ditampilkannya.

Pemilik angka SGOT-SGPT di atas normal dianggap sakit. Sebaliknya, kadar di bawah normal diyakini sehat. Padahal kenyataannya belum tentu begitu.

"Wah gawat, SGPT gue tinggi! Padahal gue enggak ngerasa sakit apa-apa tuh,” keluh Indra, pelamar kerja yang baru saja melakukan tes kesehatan. Wajahnya gusar, memandangi hasil tes laboratorium. Kegusaran Indra bak mewakili kegusaran banyak orang, yang serta-merta risau ketika tahu kadar SGPT dan SGOT-nya melampaui batas atas normal (BAN).

SGOT-SGPT merupakan dua enzim transaminase yang dihasilkan terutama oleh sel-sel hati. Bila sel-sel liver rusak, misalnya pada kasus hepatitis atau sirosis, biasanya kadar kedua enzim ini meningkat. Makanya, lewat hasil tes laboratorium, keduanya dianggap memberi gambaran adanya gangguan pada hati.

Penyimpangan Populasi

Kembali pada keluhan Indra, apakah SGOT-SGPT yang melampaui BAN memang pertanda awal datangnya malapetaka?

Jawabannya, belum tentu! SGOT-SGPT yang berada sedikit di atas normal tak selalu menunjukkan seseorang sedang sakit. Bisa saja peningkatan itu terjadi bukan akibat gangguan pada liver. “Kalau kita tes darah sesudah main bola atau kerokan, sangat mungkin SGOT-SGPT kita bakal naik,” kata dr. Rino A. Gani, Sp.PD-KGEH, hepatolog Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, Jakarta.

Kadar SGOT-SGPT juga gampang naik turun. Mungkin saja saat diperiksa, kadarnya sedang tinggi. Namun setelah itu, dia kembali normal. Pada orang lain, mungkin saat diperiksa, kadarnya sedang normal, padahal biasanya justru tinggi. Karena itu, satu kali pemeriksaan saja sebenarnya belum bisa dijadikan dalil untuk membuat kesimpulan.

Angka BAN pun dibuat berdasarkan statistik. Di dalam statistik selalu ada simpangan baku. Artinya, ada sebagian kecil orang yang memang berbeda dari kebanyakan orang. Menurut American Gastroenterological Association, penyimpangan ini terjadi pada 1- 4% dari populasi. Mereka punya nilai SGOT-SGPT yang sedikit lebih tinggi dari BAN, tapi tidak menunjukkan gejala sakit.

Berarti, kadar SGOT-SGPT sedikit di atas normal boleh dianggap enteng?

Jelas tidak! Meski bisa saja sebaliknya, seseorang mengidap sakit liver kronis, walaupun kadar SGOT-SGPT-nya normal. “Sekitar 30% penderita hepatitis C kronis memiliki kadar ALT (SGPT) normal,” ungkap Goerge K. K. Lau, guru besar Department of Medicine, Queen Mary Hospital, University of Hong Kong, di kongres Asian Pacific Association for the Study of Liver (APASL) 2005 di Bali, belum lama ini.

Sisanya, 40% penderita hanya menunjukkan kenaikan sedikit SGPT di atas BAN. Rino pun sependapat dengan George Lau.

“Pada sekitar 60 - 70% pasien kami, nilai ALT (SGPT)-nya hanya sekitar 1,3 - 1,5 kali batas atas normal,” ungkapnya. Meski tidak begitu “tinggi” (tak sampai dua kali BAN), mereka ternyata sudah positif terinfeksi virus hepatitis C.

Tak cuma di hati

Gangguan hati sendiri bentuknya berjenis-jenis, dengan jumlah penderita tak sedikit. Jumlah pengidap hepatitis C saja sekitar 3% dari populasi. Belum lagi hepatitis A dan B yang jumlahnya jauh lebih banyak. Apalagi jika ditambah dengan perlemakan hati, sirosis, intoksikasi obat, fibrosis hati, dan penyakit lain yang nama-nya jarang kita dengar.

Penyakit-penyakit tadi umumnya ditandai dengan peningkatan angka SGOT-SGPT. Namun, kedua enzim itu tidak 100% dihasilkan oleh liver. Sebagian kecil juga diproduksi oleh sel otot, jantung, pankreas, dan ginjal. Itu sebabnya, jika sel-sel otot mengalami kerusakan, kadar kedua enzim ini pun meningkat.

Rusaknya sel-sel otot bisa disebabkan oleh banyak hal, misalnya aktivitas fisik yang berat, luka, trauma, atau bahkan kerokan. Ketika kita mendapat injeksi intra muskular (suntik lewat jaringan otot), sel-sel otot pun bisa mengalami sedikit kerusakan dan meningkatkan kadar enzim transaminase ini. Pendek kata, ada banyak faktor yang bisa menyebabkan kenaikan SGOT-SGPT.

Dibandingkan dengan SGOT, SGPT lebih spesifik menunjukkan ketidakberesan sel hati, karena SGPT hanya sedikit saja diproduksi oleh sel nonliver. Biasanya, faktor nonliver tidak menaikkan SGOT-SGPT secara drastis. Umumnya, tidak sampai 100% di atas BAN. Misalnya, jika BAN kadar SGPT adalah 65 unit/liter (u/l), kenaikan akibat bermain sepakbola lazimnya tak sampai dua kali lipat.

Jika kadarnya melampaui dua kali lipat, ini pertanda mulai menyalanya lampu merah yang harus diwaspadai. Jangan “sakit hati” jika dokter curiga kita mengidap sakit hati. BAN sendiri bisa berbeda antarlaboratorium. Jika pernah tes darah di dua laboratorium yang berbeda, dan mendapatkan BAN yang berbeda, Anda tak perlu heran.

“Batas atas normal tergantung pada reagen dan alat yang digunakan,” jelas Rino. Di rumah sakit tertentu, BAN kadar SGPT bisa 40 u/l, tapi di klinik lain bisa 65 u/l. Ini hanya masalah teknis pemeriksaan. itu sebabnya, kita tak bisa menyatakan tinggi rendahnya SGOT-SGPT dari angka absolut, tetapi dari nilai relatif (dibandingkan dengan BAN).

Bunuh diri terencana

Sebagaimana organ lain, hati punya mekanisme pertahanan diri. Ketika diserang virus, ia berusaha melawan. Jika kalah, ia punya dua pilihan: berjuang sampai akhir hayat atau bunuh diri. Pada hepatitis A dan B, hati mengambil pilihan pertama, berjuang sampai mati.

Begitu sel-sel liver mati, dindingnya jebol. dan akhirnya hati mengalami peradangan. Kondisi ini menyebabkan naiknya kadar SGOT-SGPT di dalam darah. Karena kadarnya meningkat, dokter lebih mudah mendiagnosis.

Namun pada hepatitis C, urusannya lebih kompleks. Tak semua sel hati merespons kekalahan dengan tetap berjuang sampai mati. Sebagian yang lain bunuh diri secara terencana. Dalam istilah kedokteran itu disebut apotosis (programmed cell death). Acara bunuh diri ini bukan tanpa tujuan. Dengan bunuh diri, sel-sel liver berusaha “membunuh” virus secara tidak langsung.

Salah satu kelemahan virus yaitu tidak punya mekanisme sendiri dalam berkembang biak. Mereka beranak pinak dengan cara memanfaatkan mekanisme hidup sel makhluk hidup lainnya. Dalam kasus hepatitis, sel yang ditumpangi adalah sel-sel liver. Dengan bunuh diri, sel liver berusaha membuat virus tak bisa berkembang biak.

Karena bunuh diri, sel-sel hati tidak pecah, tapi menciut. Yang terjadi selanjutnya bukan proses peradangan, melainkan pengerutan. Karena liver tak meradang, kadar SGPT pun tak terpengaruh. Itulah yang menyebabkan penderita hepatitis C bisa memiliki kadar SGPT normal, meskipun sebenarnya ia telah menderita penyakit kronis.

Itu pula yang membuat dokter harus berulang-ulang membetulkan letak kacamata, karena sulit menegakkan diagnosis.

Perlu tes lain

Menurut Rino, SGOT-SGPT hanya menggambarkan tingkat kerusakan sel hati. Kedua enzim lain itu tak bisa menggambarkan tingkat kemampuan sel hati untuk meregenerasi diri. Dalam kondisi normal, sel-sel tubuh memiliki kemampuan regenerasi. Jika rusak, mereka akan menggantinya dengan sel-sel baru. Kemampuan regenerasi inilah yang akan mengimbangi kerusakan sel.

Hal itulah yang tidak tergambar dari hasil tes SGOT-SGPT. Bisa saja seseorang mengalami kenaikan SGOT-SGPT hingga di atas normal, tapi sebetulnya liver tidak dalam kondisi sakit, karena sel yang telah mati segera diganti oleh sel baru.

Meski kenaikan SGOT-SGPT bisa disebabkan banyak faktor, Rino menandaskan, peningkatan keduanya harus tetap diwaspadai. Sepanjang masih punya dua mata, kita tak boleh memandangnya dengan sebelah mata. Meski hanya sedikit di atas normal pun, penyebabnya harus ditelusuri, sampai yakin memang tidak ada penyakit yang menyerang. Kadar di atas normal jadi pertanda kita harus mencurigai adanya gangguan pada hati.

Pada hepatitis C, jika SGPT sampai dua kali lipat dari BAN, para hepatolog sepakat untuk mengambil tindakan terapi. Untuk kasus SGPT normal atau sedikit di atas BAN, terjadi perbedaan mazhab. Mazhab pertama mengharuskan terapi segera. Mazhab kedua, pasien harus dipantau secara ketat sebelum diterapi.

Selama masa pemantauan itu, pasien harus 4 - 5 kali pergi ke laboratorium untuk menjalani tes fungsi hati tiap 1 - 2 bulan sekali. Tes fungsi hati di sini bukan hanya tes SGOT dan SGPT. Ada banyak komponen kimia darah lain yang perlu diperiksa. Untuk memastikan, dokter perlu melakukan biopsi. Secuplik sampel jaringan diambil dari liver untuk diperiksa lewat mikroskop.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan nilai normal, pasien boleh sedikit lega hati. Ia hanya perlu kontrol setahun lagi. Namun, jika rangkaian pemeriksaan menunjukkan pasien telah sakit hati, ia harus berbesar hati untuk menjalani terapi.

*****

Minum Jamu Pun Ada Aturannya

Sudah menjadi kelaziman di masyarakat kita, salah satu upaya menurunkan SGOT-SGPT dilakukan dengan minum jamu. Menurut Rino, persoalan jamu ini cukup dilematis. Di satu sisi, pasien berhak minum jamu atas kehendak sendiri. Namun di sisi lain, jamu bisa mengganggu interpretasi dokter dalam menegakkan diagnosis.

Jamu-jamu tertentu memang terbukti bisa menurunkan kadar SGOT-SGPT. Jika kenaikan SGOT-SGPT hanya bersifat sementara, minum jamu tak akan menimbulkan masalah. Problem akan muncul jika kenaikan SGOT-SGPT memang disebabkan oleh penyakit liver yang masih malu-malu untuk membuka identitas. Dalam keadaan itu, jamu bisa menimbulkan efek masking. SGOT-SGPT turun, tapi sebetulnya proses perusakan liver terus terjadi.

Bila kadar SGOT turun, dokter mungkin akan menganggap pasien sehat-sehat saja. Padahal, mungkin ia telah menderita penyakit kronis. Akibatnya pasien tidak mendapat terapi yang diperlukan. Hal itu akan merugikan si pasien sendiri.

Jalan tengahnya, Rino menyarankan agar pasien memberi tahu dokter ketika minum jamu. Dengan begitu, proses diagnosis tak terganggu. Selain itu, Rino juga menyarankan pasien mengurangi aktivitas fisik yang berat. Jika ada undangan bermain futsal, misalnya, lupakan saja untuk sementara. ***



Penyebab utama kerusakan hati/liver adalah :
1. Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang.
2. Tidak buang air besar pada pagi hari.
3. Pola makan yang terlalu berlebihan
4. Tidak makan pagi.
5. Terlalu banyak mengkonsumsi obat-obatan.
6. Terlalu banyak mengkonsumsi bahan pengawet, zat tambahan, zat pewarna, pemanis buatan.
7. Penggunaan minyak goreng yang tidak sehat. Masakan yang digoreng harus dimakan habis saat itu juga, jangan disimpan.
8. Mengkonsumsi masakan mentah atau dimasak matang 3-5 bagian.

Kita harus melakukan pencegahan dengan tanpa mengeluarkan biaya tambahan. Cukup atur gaya hidup dan pola makan sehari-hari. Perawatan dari pola makan dan kondisi waktu sangat diperlukan agar tubuh kita dapat melakukan penyerapan dan pembuangan zat-zat yang tidak berguna sesuai dengan “jadwalnya “..

Sebab :

Jam 21.00 – 23.00 adalah pembuangan zat-zat tidak berguna/beracun( de-toxin) dibagian system antibody (kelenjar getah bening). 
Jam 23.00 – 01.00 adalah saat proses de-toxin dibagian hati, harus berlangsung dalam kondisi tidur pulas. 
Dini hari 01.00 - 03.00 adalah proses de-toxin dibagian empedu, juga berlangsung dalam kondisi tidur pulas.
Jam 03.00 – 05.00 adalah de-toxin dibagian paru-paru, sebab itu akan terjadi batuk yang hebat bagi penderita batuk selama durasi waktu ini. 
Jam 05.00 – 07.00 adalah de-toxin di bagian usus besar, harus buang air besar.
Jam 07.00 – 09.00 adalah waktu penyerapan gizi makanan bagi usus kecil, harus makan pagi.

Tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang akan mengacaukan proses pembuangan zat-zat yang tidak berguna. Selain itu, dari tengah malam hingga pukul 4 dini hari adalah waktu bagi sumsum tulang belakang untuk memproduksi darah. Sebab itulah, Tidurlah Nyenyak dan Jangan Begadang.

Pernah sakit liver,ciri sakit liver kambuh?

CIRI2 KAMBUHNYA SAKIT LIVER, berbeda satu dengan lain orang. Umumnya kencing berwarna gelap
dan badan terasa sehat tidak capek, akan tetapi mata kok mengantuk.

Sebenarnya Lebih baik anda mengetahui jenis penyakit liver yang pernah di derita. Apakah karena Virus A/B atau C. Dari sini baru kita bisa mengatur DIET sesuai pola penyakitnya.
Liver merupakan organ tubuh kita yg unik.ia termasuk organ yg bekerja plg keras namun bisa memperbaiki dirinya sdri. ia tidak akan menunjukkan gejala yg sgt jelas bila sakitnya masih masih sekitar 60-70% saja, karena penderita seperti masih sehat-sehat saja. Bila sudah sgt berat barulah penderita menyadari ia sakit krn livernya sudah tidak tahan lagi..
Untuk jelasnya, sebaiknya anda periksa ke lab, bila memang liver anda sakit lagi, kali ini anda harus serius menanganinya. Lakukan gaya hidup sehat mulai sekarang. Hindari rokok, minuman alkohol, begadang, makanan yg kurang bersih. Dan Minum vitamin yg mendukung fungsi liver Anda.

Terapi Jus Sakit Liver

Sakit liver (hati) dapat disembuhkan dengan menggunakan terapi jus wortel, jus bit, jus mentimun, jus bayam, jus kelapa, jus celery, dan jus peterselli. Aturan terapinya adalah sebagai berikut: 1 gelas jus wortel, 1/3 gelas jus bit, dan 1/3 gelas jus mentimun diminum pada pagi hari; 1 gelas jus wortel dan 1/2 gelas jus bayam diminum pada siang hari; 1 gelas jus wortel, 1/3 gelas jus bit, dan 1/4 gelas jus kelapa diminum pada sore hari; 1 gelas jus wortel, 1/2 gelas jus celery, dan 1/4 gelas jus peterselli diminum pada malam hari. Sebagai pelengkap, minum 1 gelas jus wortel sebelum tidur. Apabila dilakukan secara teratur, niscaya sakit liver dapat terobati. Selamat mencoba!


MAKAN COKELAT OBATI SAKIT LIVER ?

Cokelat hitam dapat dijadikan obat bagi orang-orang yang menderita liver sirosis hati di masa depan, menyusul riset terbaru yang menunjukkan manfaat kesehatan potensial dari cokelat. Peneliti Spanyol hari Kamis mengatakan bahwa memakan cokelat hitam mengakhiri naiknya tekanan darah abdominal yang biasa terjadi setelah makan, yang dapat mencapai level berbahaya bagi pasien sirosis dan dalam beberapa kasus membawa pada pecahnya pembuluh darah.
Antioksidan yang disebut flavanol ditemukan dalam biji cokelat dipercaya menjadi alasan mengapa cokelat baik bagi tekanan darah karena zat kimia itu membantu sel-sel urat halus dari pembuluh darah untuk mengendur dan membesar.
Sebuah studi terhadap 21 pasien dengan penyakit liver tahap air menemukan mereka yang diberi makanan mencakup cokelat hitam 85 persen memiliki kenaikan lebih kecil dalam tekanan darah di liver atau tekanan di pembuluh darah, dari mereka yang diberikan cokelat putih.
“Penelitian ini menunjukkan hubungan yang jelas antara mekan cokelat hitam dan tekanan di pembuluh darah dan menunjukkan kemajuan penting dalam manajemen pasien sirosis,” kata Mark Thursz, profesor hepatology di Imperial College London.
Hasil ini dipresentasikan pada pertemuan tahuunan Asosiasi Eropa bagi Studi Liver di Wina dan menyusul sejumlah studi sebelumnya yang menyatakan bahwa cokelat hitam juga mendukung kesehatan jantung.
Sirosis adalah luka di hati akibat kerusakan jangka panjang. Hal ini disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk infeksi hepatitis dan penyalahgunaan alkohol.

DIET BAGI PENDERITA SAKIT LIVER

Tujuan Diet:
  • Memperbaiki jaringan hati yang rusak.
  • Mencegah kerusakan lebih lanjut.
  • Mempertahankan keadaan gizi pasien.
Makanan yang dilarang:
  • Sumber karbohidrat: ketan, ubi, talas, singkong.
  • Sumber protein: daging berlemak, daging/ikan/sayuran yang diawet seperti diasap, diasin, dikornet, sosis, ham, sarden, kacang merah, sele kacang, alkohol.
  • Makanan mengandung gas: kol, sawi, lobak, nangka, durian, cabe, bumbu yang mengandung garam.
Makanan yang dianjurkan:
  • Beras dibubur, ditim
  • Kentang direbus
  • Gula dan olahannya
  • Minyak, margarine, santan encer, daging tak berlemak.
  • Buah dan sayur yang tidak bergas.
Saran:
  • Olahraga teratur minimal 3x seminggu selama 30 menit. Menumis dengan minyak kacang atau margarine. Gunakan santan encer.